Nailah binti Farafishah, istri Utsman bin Affan, menuturkan, ‘sehari
sebelun hari pembunuhannya, Utsman bin Affan berpuasa. Saat berbuka tiba,
Utsman meminta air yang segar pada para pengepungnya. Namun, mereka tidak
memberikannya. Maka, ia pun tidur tanpa berbuka. Pada waktu sahur, aku
mendatanggi para tetanggaku lewat loteng-loteng yang tersambung untuk meminta
air yang segar. Mereka memberiku seteko air. Aku mendatangi Utsman dan
menggerak-geraakkannya hingga Utsman terbangun. Aku memberitahunya, ‘ini air
segar’. Ia mengangkat kepalanya dan melihar fajar seraya mengatakan, “aku
berpuasa dan aku melihat Rasulullah SAW turun dari atap itu sambil membawa air
yang segar dan mengatakan, “Utsman, minumlah!”. Lalu, aku pun minum dan
kenyang. Kemudian, Rasulullah SAW mengatakan, “minumlah lagi”. Maka, aku minum
hingga aku kekenyangan. Lalu, Rasulullah SAW mengatakan, “orang-orang yang
mengepungmu itu akan segera menyerangmu. Jika kamu melawan mereka, pasti kamu
menang. Tapi, jika kamu membiarkan mereka, kamu akan berbuka di tempat kami”. Dan
benar, para pemberontak itu menyerangnya di hari itu dan membunuhnya’.
Nailah
binti Farafishah, istri Utsman bin Affan, menuturkan,’pada hari para
pemberontak memeriksa almari Utsman bin Affan, mereke menemukan sebuah peti
yang terkunci. Lalu, mereka membukanya. Rupanya, peti tersebut berisi sebuah
wadah kecil yanng berisi secarik kertas yang bertuliskan :
Ini wasiat Utsman
Bismillahirramanirrahim
Utsman bin Affan
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang tidak mempunyai satu pun
sekutu dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya. Surga adalah benar adanya.
Neraka adalah benar adanya. Allah akan membangkitkan orang-orang yang ada dalam
kubur pada hari yang tidak diragukan sama sekali dan sesungguhnya Allah tidak
mengingkari janji. Persaksikanlah, inilah yang aku pegangi ketika aku
dibangkitkan, insya Allah Taala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar