Ubur-ubur api mempinyai
julukan portuguese men o’war dikarenakan bentuk tubuhnya menyerupai kapal
perang yang biasa disebut man-of-war. Namun, hewan ini lebih mirip dengan kapal
man-of-war versi portugis yang layarnya sedang terkebang penuh. Hewan ini
termasuk filum Cnidaria.
Hewan ini dikenal memiliki
sengatan yang cukup berbahaya yang mengakibatkan adanya jejak kemerahan di
kulit hingga 3 hari setelah tersengat. Biasanya, rasa
sakit akan hilang dalam waktu beberapa jam. Namun, jika racun dari sengat ini
menjalar dalam darah hingga ke kelenjar getah bening, maka akan mengakibatkan
intensitas rasa sakit yang luar biasa dan bahkan bisa berujung pada kematian.
Sebagai langkah antisipasi, jika suatu waktu
menemukan spesies ini di tepi pantai, tidak menyentuh dengan tangan kosong. Sebab,
walau sudah terdampar berhari-hari, sengatnya masih sanggup untuk melukai
manusia.
Biasanya, spesies ini bisa ditemukan
di sekitar laut dengan perairan yang hangat sperti samudra Pasifik, samudra
Hindia, sekitar laut Colombia dan sepanjang pesisir Australia. Spesies ini akan
mengapung dengan tenang sehingga sesekali akan tersapu ombak hingga ke tepi
pantai. Meskipun tampak seperti hewan
tunggal, ubur-ubur api sebenarnya merupakan gabungan dari 4 koloni polip yang
terspesialisasi.
Koloni pertama adalah kelompok yang
membentuk badan pengapung (pneumatophore) yang selalu tampak dari atas permukaan
laut. Biasanya berwarna biru, merah muda, ungu denga tubuh yang bening. Bagian pneumatophore
biasanya terisi gas sehingga bisa mengapung di lautan.
Koloni kedua berperan mengurus proses
pengolahan makanan (gastrozoid). Koloni ketiga berperan di bidang pertahanan
(dactylozoid) yang membentuk sengat (nematocyst) dengan panjang 10-50 meter. Koloni
keempat berperan dalam perkembangbiakan (gonozoid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar