Ibnu Umar menuturkan, ‘kepala Umar di pangkuanku sesudah beliau
ditikam dengan tikaman yang menyebabkan kematiannya. Lalu, Umar memerintahkan, “letakkan
pipiku ke tanah!”. Ibnu Umar bertanya, ‘apa bedanya dia di pangkuanku atau di
tanah?’. Aku menganggapnya karena tidak nyaman saja sehingga aku tidak
menurutinya. Maka, Umar berseru, “letakkan pipiku di tanah! Kecelakaan bagiku
dan bagi ibuku jika kau tidak dirahmati Tuhanku”.
Sesudah Umar bin Khattab ditikam dan digotong
ke rumahnya, orang-orang berdatangan dan memujinya. Kemudian, seorang pemuda
datang dan berkata, ‘amirulmukminin, bergembiralah dengan berita gembira dari
Allah untuk anda. Anda telah menjadi sahabat Nabi SAW. Anda termasuk
orang-orang yang pertama masuk islam. Anda telah diangkat menjadi penguasa dan
anda telah berbuat adil lalu anda gugur sebagai syahid’.
Umar bin Khattab menjawab,“aku
sangat menginginkan sebuah keseimbangan. Tidak berdosa, tidak berpahala”. Lalu,
Umar memerintah, “Abdullah bin Umar, temuilah Aisyah Ummul Mukminin dan
sampaikan, ‘Umar mengirim salam untukmu’ dan jangan katakan Amirul Mukminin
karena sekarang aku bukan lagi amirul mukminin. Lalu sampaikan, ‘Umar bin
Khattab meminta izin untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya’.
Abdullah bin
Umar bergegas pergi dan minta izin menemuinya. Kemudian, dia masuk dan
melihatnya sedang duduk sambil menangis. Maka, dia memberitahunya, ‘Umar
mengirimkan salam padamu dan minta izin untuk dikuburkan di samping kedua
sahabatnya’.
Aisyah menjawab, ’sebenarnya,
aku menginginkannya untuk diriku. Tapi, aku akan memberikannya pada orang lain
hari ini’. Sesudah Abdullah bin Umar kembali, seseorang memberitahu Umar, ‘Abdullah
bin Umar telah datang’. Maka, Umar bin Khattab berseru, “angkatlah aku”.
Kemudian seseorang
menyandarkan Umar bin Khattab pada dirinya. Umar menanyai Abdulah bin Umar, “bagaimana?”.
Abdullah menjawab, ‘seperti yang kamu inginkan, wahai amirul mukminin. Aisyah mengizinkan’.
Umar langsungg berseru, “alhamdulillah. Tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai
daripada itu. Setelah aku mati nanti, gotonglah aku dan ucapkan salam pada aisyah
lalu beritahukan, ‘Umar bin Khattab meminta izin’. Jika Aisyah mengizinkan,
masukkan aku. Bila Aisyah menolakku, kembalikan aku ke kuburan umat islam”.
Miswar bin Makhramah menuturkan, ‘Umar bin
Khattab menuturkan, “demi Allah, andai aku mempunyai emas sepenuh bumi, tentu
aku menebus diriku dari azab Allah sebelum aku melihatnya’.
Ibnu Umar menuturkan, ‘kepala Umar di pangkuanku sesudah beliau
ditikam dengan tikaman yang menyebabkan kematiannya. Lalu, Umar memerintahkan, “letakkan
pipiku ke tanah!”. Ibnu Umar bertanya, ‘apa bedanya dia di pangkuanku atau di
tanah?’. Aku menganggapnya karena tidak nyaman saja sehingga aku tidak
menurutinya. Maka, Umar berseru, “letakkan pipiku di tanah! Kecelakaan bagiku
dan bagi ibuku jika kau tidak dirahmati Tuhanku”.
Sesudah Umar bin Khattab ditikam dan digotong
ke rumahnya, orang-orang berdatangan dan memujinya. Kemudian, seorang pemuda
datang dan berkata, ‘amirulmukminin, bergembiralah dengan berita gembira dari
Allah untuk anda. Anda telah menjadi sahabat Nabi SAW. Anda termasuk
orang-orang yang pertama masuk islam. Anda telah diangkat menjadi penguasa dan
anda telah berbuat adil lalu anda gugur sebagai syahid’.
Umar bin Khattab menjawab,“aku
sangat menginginkan sebuah keseimbangan. Tidak berdosa, tidak berpahala”. Lalu,
Umar memerintah, “Abdullah bin Umar, temuilah Aisyah Ummul Mukminin dan
sampaikan, ‘Umar mengirim salam untukmu’ dan jangan katakan Amirul Mukminin
karena sekarang aku bukan lagi amirul mukminin. Lalu sampaikan, ‘Umar bin
Khattab meminta izin untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya’.
Abdullah bin
Umar bergegas pergi dan minta izin menemuinya. Kemudian, dia masuk dan
melihatnya sedang duduk sambil menangis. Maka, dia memberitahunya, ‘Umar
mengirimkan salam padamu dan minta izin untuk dikuburkan di samping kedua
sahabatnya’.
Aisyah menjawab, ’sebenarnya,
aku menginginkannya untuk diriku. Tapi, aku akan memberikannya pada orang lain
hari ini’. Sesudah Abdullah bin Umar kembali, seseorang memberitahu Umar, ‘Abdullah
bin Umar telah datang’. Maka, Umar bin Khattab berseru, “angkatlah aku”.
Kemudian seseorang
menyandarkan Umar bin Khattab pada dirinya. Umar menanyai Abdulah bin Umar, “bagaimana?”.
Abdullah menjawab, ‘seperti yang kamu inginkan, wahai amirul mukminin. Aisyah mengizinkan’.
Umar langsungg berseru, “alhamdulillah. Tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai
daripada itu. Setelah aku mati nanti, gotonglah aku dan ucapkan salam pada aisyah
lalu beritahukan, ‘Umar bin Khattab meminta izin’. Jika Aisyah mengizinkan,
masukkan aku. Bila Aisyah menolakku, kembalikan aku ke kuburan umat islam”.
Miswar bin Makhramah menuturkan, ‘Umar bin
Khattab menuturkan, “demi Allah, andai aku mempunyai emas sepenuh bumi, tentu
aku menebus diriku dari azab Allah sebelum aku melihatnya’.
Dalam riwayat lain menyebutkan, Umar bin Khattab mengatakan, “demi
Allah, kalau saja seluruh isi bumi menjadi milikku, pasti aku akan menebus
diriku dari kengerian kiamat”.