Sebagian
orang keliru dalam memahami hikmah ini. Seakan hikmah ini mengajak orang untuk
tidak perlu melakukan perencanaan dan mengatur urusan dunia. Tentu saja,
anggapan yang keliru ini akan berpengaruh buruk dalam tata kehidupan masyarakat
islam.
Kita
akan mengalami kemandegan dan kejumudan yang akhirnya menjadikan islam
terbelakang. Maka sudah pasti, bukan itu maksud dari hikmah ini. Pada dasarnya,
seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan pengaturan dan penataan duniawi.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qoshosh
(77)
“dan janganlah kamu melupakan bagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berihsanlah (berbuat baiklah) sebagaimana Allah
telah berbuat baik padamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Seorang muslim dituntut untuk berbuat
ihsan pada segala urusan. Dalam hal muamalah (hubungan dengan manusia), kita
diperintah hubungan baik dengan manusia. Berdaganglah yang baik agar tidak
mengecewakan pelangggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar