Dan berapa banyak binatang yang
tidak (dapat) membawa (mengurus) rejekinya sendiri. Allah-lah yang memberi
rejeki padanya dan padamu. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
(Al-Ankabut : 60)
Dan tidak ada suatu binatang melata pun
di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya dan dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz) (Hud : 6)
Dalam kedua ayat tersebut
dijelaskan bahwa jaminan rejeki itu ada sejak manusia belum diciptakan. Aliran rijeki
itu mengalir dan mendatangi. Bahkan, hakikatnya mengejar orang yang memang
menjadi ‘jodoh’ dari rejeki tersebut.
Keterbatasan dan kelemahan makhluk tidak
bisa menghalangi bila takdir rejeki harus terkirim padanya. Tidak peduli
makhluk tersebut memiliki kelemahan dan keterbatasan dalam menjemput rejeki. Usaha
tak akan bisa merubah takdir yang akan terjadi nanti.
Ikhtiar harus tetap
dilakukan dalam rangka melaksanakan amanah dari Allah berupa akal sehat dan
kemampuan menetukan pilihan. Saat seluruh anggota tubuhnya bergerak
mengikhtiarkan sebuah kebaikan, hatinya pun turut bergerak menyaksikan
keagungan, kebesaran dan kelembutan Allah terhadap pengaturan alam semesta. Betapa
beruntungnya seorang hamba Allah bila Allah berkehendak mencelupkan citarasa
itu dalam hatinya.
Di tengah
jalan, berikhtiar secara maksimal dengan niatan sebagai wujud optimalisasi amal
ibadah bisa berubah. Saat fikiran dan segala jerih dituangkan penuh untuk
urusan duniawi untuk menjemput rejeki, hati berpotensi besar berbelok tujuan. Keyakinan
bahwa diri hanya menjalankan yang sudah tertulis, bisa terkikis
Alhamdulillah sangat bermanfaat. Semangat untuk terus ikhtiar. Untuk yang sedang berikhtiar mencari Solusi Sakit Maag yang diderita silahkan kunjungi www.solusisakitmaag.com
BalasHapus