Rabu, 28 Januari 2015

MITOS AIR KELAPA-IBU HAMIL

Secara ilmu farmakologi (ilmu tentang obat-obatan), air kelapa mengandung zat elektrolit yang tinggi. Bukan hanya unsur makro berupa nitrogen dan karbon, tapi juga unsur mikro yangs angat diperlukan tubuh. Unsur nitrogen berupa protein yang tersusun atas asam amino seperti alanin, sistin, arginin, alin dan serin. Asam amino yang terkandung dalam air kelapa ternyata lebih tinggi dibanding asam amino yang terdapat dalam susu sapi. 

Sementara unsur karbon dapat dijumpai dalam bentuk karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol. Begitu pula dengan unsur mikro dalam air kelapa berupa mineral yang dibutuhkan sebagai pengganti ion tubuh sehingga wajar bila setelah meminum air kelapa, tubuh terasa segar kembali. 

Di masa kehamilan, penguapan cairan tubuh lebih banyak berupa keringat atau urin sehingga jika tidak digantikan, maka tubuh dapat kekurangan cairan. Terlebih cairan tersebut juga diperlukan untuk mememenuhi kebutuhan sang jabang bayi. Sebenarnya, air kelapa berperan menggantikan cairan yang menguap tersebut. Jadi, semakin banyak minum, maka semakin baik karena adanya cairan yang tergantikan.

Di masa kehamilan, penguapan cairan tubuh lebih banyak berupa keringat atau urin sehingga jika tidak digantikan, maka tubuh dapat kekurangan cairan. Terlebih cairan tersebut juga diperlukan untuk mememenuhi kebutuhan sang jabang bayi. Sebenarnya, air kelapa berperan menggantikan cairan yang menguap tersebut. Jadi, semakin banyak minum, maka semakin baik karena adanya cairan yang tergantikan. 

UJIAN ALLAH

Ujian masuk surga
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang padamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncang (dengan berbagai macam cobaan) sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘kapankah datangnya pertolongan Allah?’ ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (Al-Baqoroh : 214)

Ujian harta   
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain) dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya (Al-Isra : 21)

Ujian istri-anak
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan ank-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya, hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar (At-Thaghobbun : 14-15)



Senin, 26 Januari 2015

AL-GHUMAISHA BINTI MILHAN

(UMMU SULAIM)


Ummu Sulaim adalah seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Kharaj yang memiliki sifat keibuan dan berwajah manis menawan. Selain itu, ia juga berotak cerdas, penuh kehati-hatian dalam bertingkah laku, dewasa dan berakhlak mulia. Sehingga, pamannya yang bernama Malik bin Nadhar melirik dan mempersuntingnya.

Pada saat Rosulullah SAW menyerukan dakwah menuju tauhid, tanpa keraguan lagi Ummu Sulaim langsung memeluk agama islam. Namun suaminya, Malik bin Nadhir sangat marah saat mengetahui bahwa istrinya telah masuk islam. Dengan dada gemuruh karena emosi, Malik berkata pada Ummu Sulaim, ‘engkau kini telah terperangkap dalam kemurtadan’.

‘aku tidak murtad, justru aku kini telah beriman’, jawab Ummu Sulaim dengan mantap. Ummu Sulaim tanpa bosan berusaha melatih anaknya, Anas yang masih kecil untuk mengucapkan kalimat syahadat. Melihat kesungguhan istrinya serta pendiriannya yang teguh, membuat Malik bin Nadhir bosan dan tak mampu mengendalikan amarahnya. Ia kemudian bertekad untuk meninggalkan rumah hingga istrinya mau kembali ke ajaran nenek moyang. Ia pun pergi dengan wajah suram. Namun ia terbunuh oleh musuhnya di tengah perjalanan.

Saat mendengar kabar kematian suaminya, dengan ketabahan yang mengagumkan, Ummu Sulaim berkata, ‘aku akan tetap mmenyusui Anas hingga ia tak mau menyusu lagi. Dan sekali-kali aku tidak akan menikah lagi hingga Anas yang menyuruhku’. Setelah Anas agak besar, Ummu Sulaim dengan malu-malu mendatangi Rosulullah SAW dan meminta agar beliau bersedia menerima Anas sebagai pembantunya. Rasulullah SAW pun menerima Anas dengan rasa gembira. 

Dari semua keputusannya itu, Ummu Sulaim kemudian banyak dibicarakan orang dengan rasa kagum. Pun bangsawan Abu Thalhah tak luput memperhatikan itu. Dengan rasa cinta dan kagum yang tak dapat disembunyikan, ia langsung melangkahkan kakinya ke rumah Ummu Sulaim untuk melamarnya dan menawarkan mahar yang mahal. 

            An-Nasai neriwayatkan dari hadist Anas, ia mengatakan, ‘Abu Thalhah (datang) melamar lalu Ummu Sulaim berkata, “Demi Allah, orang semisalmu wahai Abu Thalhah, tidak akan ditolak. Tapi engkau adalah pria kafir sedangkan aku wanita muslimah. Dan tidak halal bagiku menikahimu. Jika engkau masuk islam, maka itulah maharku. Dan aku tidak meminta padamu selainnya”. 

‘Tapi, aku tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku’, tanya Abu Thalhah. ‘Tentu saja pembimbingmu adalah Rasulullah SAW sendiri’, tegas Ummu Sulaim. Maka, Abu Thalhah pun bergegeas pergi menjumpai Rasulullah SAW yang saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah SAW berseru, “Abu Thalhah telah datang pada kalian dan cahaya islam tampak pada kedua bola matanya”.

Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa tergiur sedikitpun oleh kenikmatan duniawi yang dijanjikan Abu Thalhah. Hingga tanpa terasa, di hadapan Rasulullah SAW lisan Abu Thalhah bersyahadat, “aku mengikuti ajaranmu wahai Rasulullah. Aku bersaksi bahwa tidak ada illah yang berhak diibadahi kecuali Allah SWT dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya”.    

Ummu Sulaim tersenyum haru dan berpaling pada anaknya Anas, ‘bangunlah wahai Anas’.  Maka, menikahlah Ummu Sulaim dan Abu Thalhah dengan islam sebagai maharnya. Tsabit berkata, ‘aku tidak mendengar seorang wanitapun yang lebih mulia maharnya dibanding Ummu Sulaim, (maharnya) yaitu islam. 

Tak lama kemudian, Allah SWT mengkaruniakan anak pada Ummu Sulaim dan Abu Thalhah yang diberi nama Abu Umair. 

Suatu saat, Abu Umair jatuh sakit sehingga membuat cemas ayah dan ibunya. Padahal, ia adalah kesayangan Abu Thalhah. Jika Abu Thalhah pulang dari pasar, yang pertama kali ditanyakan adalah keadaan putranya. Bila Abu Thalhah belum melihat Abu Umair, ia belum merasa tenang.

 Tepat pada waktu sholat, seperti biasa Abu Thalhah pergi ke masjid. Tak lama kemudian, Abu Umair menghembuskan naps terakhirnya. Ummu Sulaim lantas menidurkan putranya di atas kasur dan berulang berujar, ‘inna lillahi wa inna ilaihi rojiun’. Dengan suara berbisik, Ummu Sulaim berpesan pada keluarga, ‘jangan sekali-kali kalian memberitahukan perihal putranya pada Abu Thalhah sampai aku sendiri yang memberitahunya’.


            Anas bin Malik meriwayatkan bahwa ketika Abu Thalhah kembali, dia bertanya, ‘bagaimana anakku?’. Ummu Sulaim menjawab, ‘ia dalam keadaan sangat tenang’ seraya menghidangkan makan malam dan Abu Thalhah memakannya.

            Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ummu Sulaim berkata, ‘jangan beritahukan Abu Thalhah tentang kematian anaknya’. Kemudian, ia melakukan tugasnya sebagai seorang istri kepada suaminya. Lalu, suaminya melakukan hubungan intim dengan Ummu Sulaim. Setelah suaminya terlelap, Ummu Sulaim memuji Allah karena berhasil menentramkan suaminya perihal putranya.
 

Akhir malam, Ummu Sulaim berkata pada suaminya, ‘Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu bila keluarga si fulan meminjam suat pinjaman lalu memanfaatkannya. Kemudian, ketika pinjaman itu diminta, mereka tidak suka’.

            Abu Thalhah menjawab, ‘mereka tidak adil’. Ummu Sulaim berkata, ‘sesungguhnya anakmu, fulan, adalah pinjaman dari Allah dan Allah telah mengambilnya’. Abu Thalhah beristirja (mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun) dan memuji Allah seraya mengatakan, ‘demi Allah, aku tidak akan membiarkanmu mengalahkanku dalam kesabaran’.

            Pada pagi harinya, Abu Thalhah datang pada Rasulullah SAW. Tatkala Rasulullah SAW melihatnya, beliau bersabda, “Semoga Allah memberkahi kalian berdua di malam hari kalian”.

            Sejak malam itu, keberkahan mencakup Abdullah bin Abi Thalhah. Tidak ada kaum Anshar, seorang pemuda yang lebih baik darinya. Dari Abdullah tersebut, lahirlah banyak anak. Abdullah tidak meninggal hingga dia dikaruniai 10 anak yang semuanya hafal Al-Quran. Abdullah sendiri, wafat di jalan Allah. 

Minggu, 25 Januari 2015

MUSDA PD Muslimah Kabupaten Blitar



PD Salimah Kabupaten Blitar ahad kemarin, (25/1) mengadakan Musyawarah daerah (Musda). Bertempat di ruang kelas lantai 2 SD Bina Insan, Musyawarah berlansung lancar. Dari 50 undangan yang disebar, jumlah yang hadir mencapai 33 orang atau separuh lebih. Tak hanya pertanggung jawaban pengurus lama, Musyawarah yang diadakan di daerah Beru tersebut, juga menggelar penatikan pengurus yang baru. Pengurus PD Salimah Kabupaten Blitar didominasi dari kalangan guru.



Pada periode kepengurusan sebelumnya, PD Muslimah Kabupaten Blitar telah berhasil menyelenggarakan berbagai program. Talkl show parenting yang diadakan pada Juli 2008 di Aula SMA PGRI Talun membahas tentang cara membentengi anak dari pengaruh buruk media. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 150 orang yang berasal dari kalangan ibu-ibu dan remaja putri. Saat itu, yang menjadi pembicara adalah Rahmat Widiarto, seorang konsultan psikologi Lazuardi Blitar.
Pada September 2008, PD Muslimah Kabupaten Blitar mengadakan pengumpulan dan pembagian sembako dan pakaian layak pakai serta alat masak. Sayang, acara tersebut tidak terdokumentasikan. Yang menjadi sasaran adalah masyarakat dari daerah Surohwadang, tepatnya di Balai desa Wonotirto. Program tersebut tidak ditindaklanjuti karena jarak yang jauh dari rumah para pengurus PD Muslimah Kabupaten Blitar.
Bakti Sosial, pengobatan gratis dan santuanan untuk sekitar 200 anak yatim  juga telah berhasil dilaksanakan. Bertempat di desa Kawedusan, program tersebut menjadi tanggung jawab Yuni Mahmudah. Acara tersebut dilaksanakan pada mei 2009 dan berhasil membentuk majelis taklim yang bertugas mengisi acara yasinan. Hingga pada akhirnya terbentuk liqo. Masyarakat sangat antusias dengan adanya keberadaan PD Muslimah Kabupaten Blitar. Hal tersebut terbukti dari adanya masyarakat yang menagih program Salimah selanjutnya.
Saat ramadhan tiba, PD Muslimah Kabupaten Blitar mengadakan pembagian takjil di 5 rumah sakit yaitu RSUD Ngudi Waluyo (Wlingi), RB An-Nisa (Wlingi), RS An-Nisa (Talun), RB Siti Aminah (Babadan) dan RS Asy Syifa (Tangkil). Pembagian takjil tersebut dilaksanakan secara serempak pada hari Senin, 7 Juli 2009. Yang menjadi penanggung jawab program adalah Katir Sukatemi. Program tersebut tidak terekspos oleh media lokal karena bila ingin mengundang wartawan, dikenakan biaya sekitar 500 ribu rupiah.
Saat banjir melanda Pasuruan pada januari 2010, PD Muslimah Kabupaten Blitar tergerak untuk memberikan sembako. Sembako sebanyak 2 pick up yang berhasil dikumpulkan, bersala dari seluruh TKIT dan SDIT di Blitar. Di tahun yang sama, PD Muslimah Kabupaten Blitar mengadakan Peringatan hari Ibu pada 26 Desember. Program tersebut berisi berbagai kegiatan diantaranya mengarang cerita religi, seminar kesehatan wanita, pemeriksaan pap smear bersubsidi serta mengarang surat cinta untuk ibu.
Peserta pap smear, hanya dikenakan biaya 25 ribu rupiah dari harga normal yang seharusnya yaitu sebesar 50 ribu rupiah. Selama periode kepengurusan, PD Muslimah Kabupaten Blitar pernah mendapat bantuan dari Bupati Blitar berupa mesin jahit, mesin obras dan uang sebesar 1 juta dan 1.5juta rupiah. Kepengurusan PD Muslimah Kabupaten Blitar sempat vakum pada 2014 karena sang ketua mencalonkan diri menjadi caleg. Sumber keuangan berasal dari donatur dan iuran pengurus sebesar 10 ribu rupiah per bulan. 

Kamis, 22 Januari 2015

DAMPAK BURUK TAYANGAN TV

1.    Pendangkalan akidah 
Fakta menunjukkan bahwa saat ini TV menjadi media yang sangat efektif dalam menjauhkan umat islam dari akar agama. Banyak program TV yang didatangkan dari negara yang pandangan akidahnya berbeda dengan islam, menjadi program TV dengqan rating sangat tinggi. Konsep cerita politheisme yang mengakui keberadaan banyak tuhan telah muncul menjadi lawan serius bagi nilai tauhid yang telah susah payah ditumbuhsuburkan dalam jiwa. 

Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya, mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar (Lukman : 13)

2.  Budaya konsumtif 
Tayangan iklan ternyata tanpa sadar telah memberikan serangan mematikan agar berlomba berbelanja berbagai barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Sedangkan islam mengajarkan pola hidup sederhana dengan tidak mmeperturutkan keinginan tapi sekedar memenuhi sedikit kebutuhan saja.

Tidaklah seorang anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah anak Adam memakan (suapan-suapan kecil) yang menegakkan tulang punggungnya. Jika harus lebih dari itu, maka sepertiga makanan, spertiga minuman dan sepertiga udara (HR Tirmidzi)

3.  Pergaulan bebas 
Terpampang jelas di layar kaca berbagai sinema yang berkisah mengenai model pergaulan yang jauh dari nilai keagamaan. Teror ini terus berulang dari pagi hingga pagi lagi. Dengan menonton adegan saling berpegangan tangan, berpacaran dan cipika-cipiki sama halnya dengan mengijinkan berbagai ideologi bebas keluar-masuk tanpa permisi menembus batas keimanan. 

Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra : 32) 

ISLAM DAN HARTA

Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah denga berada di tepi. Maka, jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana (fitnah), berbaliklah ia ke belakang.  Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata (Al-Hajj : 11)

Ukuran iman di akhir ayat tersebut dikaitkan dengan pandangan dunia dalam perolehan harta dan kesenangan. Imannya hanya akan tentram jika memperoleh kabaikan duniawi. Dan Iman menghilang jika tidak mendapat kebaikan di dunia.

Kalau seandainya dunia ini diisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun pada orang kafir (HR Tirmidzi)

Kebaikan iman tidak bisa sempurna dibalas dengan dunia yang remeh ini sehingga Allah menyempurnakan balasannya nanti di surga yang indah. Dunia ini adalah barang yang remeh di sisi Allah sehingga siapapun boleh memilikinya (beriman atau kafir). Namun, surga Allah kelak jauh lebih baik dari dunia sehingga hanya hamba Allah yang beriman saja yang dapat memilikinya. 

Senin, 19 Januari 2015

BERFIKIR


                   Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini denga sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’ (Ali-Imron : 191)
          Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yangg memikirkan (Ar-Ra’du : 3)
           Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar (Al-Araf : 146)

WAFATNYA UMAR BIN KHATTAB

Ibnu Umar menuturkan, ‘kepala Umar di pangkuanku sesudah beliau ditikam dengan tikaman yang menyebabkan kematiannya. Lalu, Umar memerintahkan, “letakkan pipiku ke tanah!”. Ibnu Umar bertanya, ‘apa bedanya dia di pangkuanku atau di tanah?’. Aku menganggapnya karena tidak nyaman saja sehingga aku tidak menurutinya. Maka, Umar berseru, “letakkan pipiku di tanah! Kecelakaan bagiku dan bagi ibuku jika kau tidak dirahmati Tuhanku”.

     Sesudah Umar bin Khattab ditikam dan digotong ke rumahnya, orang-orang berdatangan dan memujinya. Kemudian, seorang pemuda datang dan berkata, ‘amirulmukminin, bergembiralah dengan berita gembira dari Allah untuk anda. Anda telah menjadi sahabat Nabi SAW. Anda termasuk orang-orang yang pertama masuk islam. Anda telah diangkat menjadi penguasa dan anda telah berbuat adil lalu anda gugur sebagai syahid’.

     Umar bin Khattab menjawab,“aku sangat menginginkan sebuah keseimbangan. Tidak berdosa, tidak berpahala”. Lalu, Umar memerintah, “Abdullah bin Umar, temuilah Aisyah Ummul Mukminin dan sampaikan, ‘Umar mengirim salam untukmu’ dan jangan katakan Amirul Mukminin karena sekarang aku bukan lagi amirul mukminin. Lalu sampaikan, ‘Umar bin Khattab meminta izin untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya’.

     Abdullah bin Umar bergegas pergi dan minta izin menemuinya. Kemudian, dia masuk dan melihatnya sedang duduk sambil menangis. Maka, dia memberitahunya, ‘Umar mengirimkan salam padamu dan minta izin untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya’.  

     Aisyah menjawab, ’sebenarnya, aku menginginkannya untuk diriku. Tapi, aku akan memberikannya pada orang lain hari ini’. Sesudah Abdullah bin Umar kembali, seseorang memberitahu Umar, ‘Abdullah bin Umar telah datang’. Maka, Umar bin Khattab berseru, “angkatlah aku”.

Kemudian seseorang menyandarkan Umar bin Khattab pada dirinya. Umar menanyai Abdulah bin Umar, “bagaimana?”. Abdullah menjawab, ‘seperti yang kamu inginkan, wahai amirul mukminin. Aisyah mengizinkan’. Umar langsungg berseru, “alhamdulillah. Tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai daripada itu. Setelah aku mati nanti, gotonglah aku dan ucapkan salam pada aisyah lalu beritahukan, ‘Umar bin Khattab meminta izin’. Jika Aisyah mengizinkan, masukkan aku. Bila Aisyah menolakku, kembalikan aku ke kuburan umat islam”.

 Miswar bin Makhramah menuturkan, ‘Umar bin Khattab menuturkan, “demi Allah, andai aku mempunyai emas sepenuh bumi, tentu aku menebus diriku dari azab Allah sebelum aku melihatnya’. 

Ibnu Umar menuturkan, ‘kepala Umar di pangkuanku sesudah beliau ditikam dengan tikaman yang menyebabkan kematiannya. Lalu, Umar memerintahkan, “letakkan pipiku ke tanah!”. Ibnu Umar bertanya, ‘apa bedanya dia di pangkuanku atau di tanah?’. Aku menganggapnya karena tidak nyaman saja sehingga aku tidak menurutinya. Maka, Umar berseru, “letakkan pipiku di tanah! Kecelakaan bagiku dan bagi ibuku jika kau tidak dirahmati Tuhanku”.
     Sesudah Umar bin Khattab ditikam dan digotong ke rumahnya, orang-orang berdatangan dan memujinya. Kemudian, seorang pemuda datang dan berkata, ‘amirulmukminin, bergembiralah dengan berita gembira dari Allah untuk anda. Anda telah menjadi sahabat Nabi SAW. Anda termasuk orang-orang yang pertama masuk islam. Anda telah diangkat menjadi penguasa dan anda telah berbuat adil lalu anda gugur sebagai syahid’.
     Umar bin Khattab menjawab,“aku sangat menginginkan sebuah keseimbangan. Tidak berdosa, tidak berpahala”. Lalu, Umar memerintah, “Abdullah bin Umar, temuilah Aisyah Ummul Mukminin dan sampaikan, ‘Umar mengirim salam untukmu’ dan jangan katakan Amirul Mukminin karena sekarang aku bukan lagi amirul mukminin. Lalu sampaikan, ‘Umar bin Khattab meminta izin untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya’.
     Abdullah bin Umar bergegas pergi dan minta izin menemuinya. Kemudian, dia masuk dan melihatnya sedang duduk sambil menangis. Maka, dia memberitahunya, ‘Umar mengirimkan salam padamu dan minta izin untuk dikuburkan di samping kedua sahabatnya’.  
     Aisyah menjawab, ’sebenarnya, aku menginginkannya untuk diriku. Tapi, aku akan memberikannya pada orang lain hari ini’. Sesudah Abdullah bin Umar kembali, seseorang memberitahu Umar, ‘Abdullah bin Umar telah datang’. Maka, Umar bin Khattab berseru, “angkatlah aku”.
Kemudian seseorang menyandarkan Umar bin Khattab pada dirinya. Umar menanyai Abdulah bin Umar, “bagaimana?”. Abdullah menjawab, ‘seperti yang kamu inginkan, wahai amirul mukminin. Aisyah mengizinkan’. Umar langsungg berseru, “alhamdulillah. Tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai daripada itu. Setelah aku mati nanti, gotonglah aku dan ucapkan salam pada aisyah lalu beritahukan, ‘Umar bin Khattab meminta izin’. Jika Aisyah mengizinkan, masukkan aku. Bila Aisyah menolakku, kembalikan aku ke kuburan umat islam”.

 Miswar bin Makhramah menuturkan, ‘Umar bin Khattab menuturkan, “demi Allah, andai aku mempunyai emas sepenuh bumi, tentu aku menebus diriku dari azab Allah sebelum aku melihatnya’. 

Dalam riwayat lain menyebutkan, Umar bin Khattab mengatakan, “demi Allah, kalau saja seluruh isi bumi menjadi milikku, pasti aku akan menebus diriku dari kengerian kiamat”. 

WAFATNYA UTSMAN BIN AFFAN

Nailah binti Farafishah, istri Utsman bin Affan, menuturkan, ‘sehari sebelun hari pembunuhannya, Utsman bin Affan berpuasa. Saat berbuka tiba, Utsman meminta air yang segar pada para pengepungnya. Namun, mereka tidak memberikannya. Maka, ia pun tidur tanpa berbuka. Pada waktu sahur, aku mendatanggi para tetanggaku lewat loteng-loteng yang tersambung untuk meminta air yang segar. Mereka memberiku seteko air. Aku mendatangi Utsman dan menggerak-geraakkannya hingga Utsman terbangun. Aku memberitahunya, ‘ini air segar’. Ia mengangkat kepalanya dan melihar fajar seraya mengatakan, “aku berpuasa dan aku melihat Rasulullah SAW turun dari atap itu sambil membawa air yang segar dan mengatakan, “Utsman, minumlah!”. Lalu, aku pun minum dan kenyang. Kemudian, Rasulullah SAW mengatakan, “minumlah lagi”. Maka, aku minum hingga aku kekenyangan. Lalu, Rasulullah SAW mengatakan, “orang-orang yang mengepungmu itu akan segera menyerangmu. Jika kamu melawan mereka, pasti kamu menang. Tapi, jika kamu membiarkan mereka, kamu akan berbuka di tempat kami”. Dan benar, para pemberontak itu menyerangnya di hari itu dan membunuhnya’.

   Nailah binti Farafishah, istri Utsman bin Affan, menuturkan,’pada hari para pemberontak memeriksa almari Utsman bin Affan, mereke menemukan sebuah peti yang terkunci. Lalu, mereka membukanya. Rupanya, peti tersebut berisi sebuah wadah kecil yanng berisi secarik kertas yang bertuliskan :
Ini wasiat Utsman
Bismillahirramanirrahim
Utsman bin Affan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang tidak mempunyai satu pun sekutu dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya. Surga adalah benar adanya. Neraka adalah benar adanya. Allah akan membangkitkan orang-orang yang ada dalam kubur pada hari yang tidak diragukan sama sekali dan sesungguhnya Allah tidak mengingkari janji. Persaksikanlah, inilah yang aku pegangi ketika aku dibangkitkan, insya Allah Taala.    

Minggu, 18 Januari 2015

WAFATNYA ALI BIN ABI THALIB

Pada malam penikamannya, Ali bin Abi Thalib didatangi Ibnu Sayyaj pada waktu subuh untuk memberitahunya bahwa waktu subuh telah tiba. Ternyata, Ali masih berbaring dan terlihat malas bangun. Kemudian, Ali kembali didatangi dan dia tetap seperti itu. Lalu, Ali didatangi kembali pada kali ketiga. Maka, Ali pun bangkit sambil mendendangkan :

          Ketatkanlah ikat pinggangmu untuk menghadapi kematian
     Karena kematian pasti mendatangimu
     Dan jangan bersedih karena kematian
     Meskipun kematian datang ke tempat tinggalmu

Pada saat Ali bin Abi Thalib tiba di pintu kecil, Abdurrahman bin Muljam menyerang dan menebasnya.    

Syabi menuturkan, “sesudah ditikam, Ali bin Abi Thalib bertanya, ‘apa yang terjadi dengan orang yang menikamku?’. Orang-orang menjawab, ‘kami telah menangkapnya’. Ali memerintah, ‘berilah ia makanan dari makananku dan berilah ioa minum dari minumanku. Jika aku hidup, aku akan menentukan nasibnya. Dan kalau aku mati, tebaslah ia sekali tebas dan   jangan sampai lebih’. Kemudian, Ali berwasiat pada Hasan untuk memandikannya sambil mengatakan, ’jangan mengafani dengan kain kafan yang mahal sebab aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “jangan mengafani dengan kain kafan yang mahalsebab ia (kain kaafan mahal) cepat rusak”. Dan bila kalian mengiring jenazahku, jangan berjalan terlau cepat atau lambat. Karena, jika yang ada kebaikan, maka kalian telah menyegerakanku padanya. Tapi, jika yang ada keburukan, maka kalian akan segera melemparkanku dari pundak kalian’.  

SAAT AKAN MENINGGAL

Saat kematian menghampiri Hasan bin Ali, dia meminta, “keluarkan tempat tidurku ke ruang tengah”. Sesudah dikeluarkan, Hasan bin Ali bermunajat, “Ya Allah, aku mengharapkan pahala dariMu karena penderitaanku saat ini sebab aku belum pernah merasakan yang serupa denganya”

Menjelang meninggal, Muadz bin Jabal bertanya, “apakah hari sudah pagi?”. Salah seorang yang menungguinya menjawab, “belum”. Beberapa saat kemudian, Muadz diberitahu bahwa hari telah pagi. Maka Muadz berseru, “Aku berlindung pada Allah dari suatu malam yang paginya adalah pergi ke neraka”. Kemudian Muadz melanjutkan, “selamat datang aku ucapkan untuk kematian yang berkunjung sesudah menghilang. Selamat datang aku ucapkan buat kekasih yang datang pada saat aku miskin. Ya Allah, sebelum ini aku takut padaMu tapi sekarang aku mengharapkanMu. Ya Allah, engkau mengetahui bahwa cintaku pada dunia dan umur panjang bukan untuk menggali sungai atau menanam tumbuhan tapi  untuk berpuasa lebih lama di hari-hari yang sangat panas, untuk beribadah di waktu malam pada musim dingin, untuk berjuang saat–saat yang berat serta untuk berkumpul dengan ulama di majlis-majlis ilmu”.

Abu Muslim menuturkan, “Aku bertandang ke rumah Abu Darda saat ia meregang nyawa dan mengatakan, ‘mengapa seseorangtidak beramal untuk kematian seperti ini? mengapa seseorangtidak beramal untuk hari seperti ini? mengapa seseorangtidak beramal untuk saat seperti ini?’. Kemudian Abu Darda menghembuskan napasnya yang terakhir. “

Salman Al-Farizi menangis saat hendak meninggal. Maka, seseorang menanyainya, “apa yang membuatmu menangis?”. Salman menjawab,”Rasulullah SAW berpesan pada kami agar bekal kami hanya seperti bekal penunggang binatang. Tapi ternyata, di sekelilingku ada bekal-bekal ini. Seseorang memberitahukan padahal ketika itu di sekelilingnya hanyalah sebuah bejana tempat mencuci pakaian, sebuah mangkuk dan sebuah wadah untuk tempat bersuci. 

Al-Muzani menuturkan, “aku membesuk imam Syafi’i ketika ia sedang sakit yang menyebabkan kematiannya”. Al-Muzani menanyainya, “bagaimana keadaanmu?”. Imam Syafi’i menjawab, “aku akan pergi dari dunia, akan meninggalkan saudara, akan bertemu amal jahatku, akan meminum dari cawan kematian, akan datang pada Allah sementara aku tidak mengetahui apakah ruhku akan ke surga sehingga aku akan mengucapkan selamat padanya atau akan ke neraka sehingga aku akan mengucapkan belasungkawa untuknya”. Kemudian, imam Syafi’i mendendangkan :
Tatkala hatiku telah keras,
     Dan jalanku telah buntu
     Aku menjadikan harapanku
     Pada ampunanMu sebagai tangga
     Aku menganggap besar dosaku
     Tapi, saat aku membandingkannya
     Dengan ampunanMu wahai Tuhanku,
     Maka ia lebih besar
     Engkau senantiasa punya ampunan untuk dosa
Engkau memberi dan mengampuni
Murni karena kedermawanan  

Sabtu, 17 Januari 2015

Luasnya Rahmat Allah Taala

"Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Az-Zumar : 53)

Abu Hurairah mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "Sesudah memutuskan menciptakan makhluk, Allah Azza wa Jalla menulis dalam sebuah kitab yang ada di sisiNya di atas Arsy : Sungguh, rahmatKu mengalahkan murkaKu" (HR Bukhari-Muslim)

Umar bin Khattab menuturkan, 'Rasulullah SAW memeriksa sekelompok tawanan perang. Tiba-tiba, seorang wanita dari tawanan itu berjalan dengan cepat dan mengambil seorang anak kecil yang ada di antara tawanan. Dia kemudian mendekap dan menyusuinya. Rasulullah SAW bertanya, "Apakah wanita ini akan tega melemparkan anaknya ke neraka?" Kami menjawab, 'tidak demi Allah'. Rasulullah SAW bersabda, "Allah lebih mengasihi hamba-hambaNya daripada wanita ini yang mengasihi anaknya" (HR Bukhari-Muslim)

Ketika nabi Musa AS memohon pada Allah Taala agar semua kebaikan ditetapkan untuknya di dunia dan di akhirat serta agar taubatnya diterima, Allah SWT menjawab, “siksaKu akan Kutimpakan pada siapa yang Aku kehendaki dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka, akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman pada ayat-ayat kami” (Al-Arof : 156)

Artinya, tak ada satu pun makhluk yang tidak mendapat sentuhan kasih sayang Allah. Bahkan, cobaan berat yang dihadapi manusia itu pun sebenarnya bentuk kasih sayang Allah agar segera kembali pada jalan yang benar. Cobaan yang dialami sebenarnya sengaja diberikan Allah agar selamat dari musibah yang jauh lebih dasyat.

Sebagaimana diketahui, Allah memiliki 100 rahmat. Satu rahmat untuk kehidupan di dunia sedang 99 sisanya disimpan untuk kehidupan akhirat.  Semua kebahagiaan yang telah diberikan pada sekian banyak manusia sama sekali tidak mengurangi persediaan karunia Allah. Laksana air yang menempel pada jarum jahit kecil yang dicelupkan dalam laut. 

Gambaran Surga

Abu Hurairah mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "Allah Azza wa Jalla berfirman, "Kami menyiapkan untuk hamba-hambaKu yang shalilh, sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tak pernah terlintas dalam dada" (HR Bukhari-Muslim)

Abu Hurairah mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "Rombongan pertama yang masuk surga mempunyai wajah seperti bulan di malam purnama. Kemudian, robongan sesudah mereka mempunyai wajah seperti bintang kartika yang paling cerah cahayanya. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak meludah serta tidak beringus. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka minyak kasturi dan anglo mereka aloe (tanaman sejenis bakung). Istri mereka bidadari. Penampilan mereka sama dan sosok mereka seperti bapak mereka, Adam AS yang mempunyai tinggi 60 hasta" (HR Bukhari-Muslim)

Abu Musa Al-Asy'ari mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "Dua surga yang seluruh wadah dan semua isinya berasal dari perak. Dua surga yang seluruh wadah dan semua isinya berasal dari emas. Untuk melihat Tuhannya, mereka hanya terhalangg oleh pakaian kebesaran di wajahNya di suurga Adn" (HR Bukhari-Muslim)

Abu Musa Al-Asy'ari mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "Di surga, ada sebuah tenda yang terbuat dari mutiara berongga dan luasnya 60 mil. Pada setiap sudutnya diisi oleh sekelompok orang yang tidak melihat orang lain"(HR Bukhari-Muslim)

"Di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya" (Az-Zukhruf : 71)

"Mereka tidak akan berpindah daripadanya" (Al-Kahfi : 108)

"Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka (yaitu bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (As-Sajdah : 18)

Abu Hurairah mengatakan, 'para sahabat menanyai Rasulullah SAW, 'Ya Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita?' Rasulullah SAW balik nertanya, "Apakah kalian perlu berdesak-desakan untuk melihat bulan di malam purnama yang tidak mendung?" Para sahabat menjawab, 'tidak'.  Rasulullah SAW bersabda, "Kalian akan melihatNya pada hari kiamat seperti itu" (HR Bukhari-Muslim)

Rabu, 14 Januari 2015

gambaran neraka

abu hurairah mengatakan, 'suatu hari, kami ada di tempat Rasulullah SAW. tiba-tiba kami mendengar suara keras. Nabi SAW bertanya, "tahukah kalian apa ini?"
kami menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya'. 
Rasulullah SAW menjawab, 'itu adalah sebuah batu yang dilemparkan dalam neraka jahanam 70 tahun yang lalu dan baru sekarang sampai di dasarnya" (HR Muslim)

abu hurairah mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "api yang kalian gunakan ini adalah satu bagian dari 70 bagian api neraka jahanam". 
para sahabat berseru, 'ya Rasulullah, api kami sudah sangat panas'. 
Rasulullah SAW menjawab, 'api kalian masih ditambah 69 kali dan masing-masing darinya sama panasnya" (HR Bukhari Muslim)

ibnu mas'ud mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, "pada hari itu neraka dibuka dengan 70.000 tali kendali. lau 70.000menyeret tali kendali tersebut" ( HR Muslim)

alam barzakh

abu said al-khudri menuturkan, 'Rasulullah SAW masuk ke tempat sholatnya dan melihat para sahabat ramai berbicara. maka Rasulullah SAW bersabda, "dengarkanlah, kalau saja kalian mengingat penghancur semua jenis kesenanga, tentu kalian tidak akan melalukan apa yang aku lihat. sering-seringlah mengingat penghancur semua jenis kesenangan yaitu kematian. sebab, setiap jenis kuburan selalu mengatakan, 'aku rumah keterasingan, aku rumah kesepian, aku rumah tanahdan aku rumah cacing tanah. '
apabila seorang hamba beriman dikuburkan, kuburan berkata padanya, 'selamat datang aku ucapkan. ketahuilah, sebelum ini kamu adalah orang yang paling aku cintai di antara orang-orang yang berjalan di atasku. dan karena sekarang aku telah diberi kekuasaan atasmu dan kamu sudah datangpadaku, kamu akan segera melihat tindakanku padamu'.
lalu kuburan menjadi luas sejauh mata memandang dan pintu surga dibukakan untuknya.

tapi, apabila seorang hamba yang jahatatau kafir dikuburkan, kuburan berkata padanya, 'tidak ada ucapan selamat datang untukmu. ketahuilah, sebelum ini kamu adalah orang yang paling aku benci di antara orang-orangyang berjalan di atasku. dan karena sekarang kamu sudah datang padaku dan aku diberi kekuasaan atasmu, maka kamu akan segera melihat tindakanku padamu'.
lalu kuburan menghimpitnya hingga semua tulang rusuknya menjadi berhimpitan.

lalu Rasulullah SAW mengeluarkan jari-jemarinya dan memasukkan sebagiannya ke sebagian yang lain seraya bersabda, "lalu, 70 ekor ular besar dikirimkan ke tempatnya. andai salah satu dari ular tersebut meniup ke bumi, tentu bumi tidak akan mampu menumbuhkan apapun selama-lamanya. lalu mereka menggigit dan mencakarnya bersama-sama hingga dia dikeluarkan untuk dihisab. kuburan adalah salah satu taman dari taman-taman surga. atau salah satu lubang dari lubang-lubang neraka" (HR Tirmidzi)



anas bin malik mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, "seorang hamba ssudah diletakkan di kuburannya dan ditinggalkan rekan-rekannya-dan ia mendengar suara sandal mereka-didatangi 2 malaikat yang mendudukkannya dan ditanya, 'apa pendapatmu tentang orang ini yakni Muhammada SAW?'
seorang mukmin akan menjawab, 'aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan rasul-Nya'. kedua malaikat itu memberitahu,'lihatlah tempatmu di neraka. Allah Azza wa Jalla telah menggantinya dengan tempat di surga'.
dan ketika orang jahat atau munafik ditanya, ''apa pendapatmu tentang orang ini yakni Muhammada SAW?'
mereka menjawab, 'aku tidak tahu. dulu aku mengatakan apa yang dikatakan orang banyak'. maka dikatakan padanya, 'kamu tidak tahu dan tidak beriman.'. kemudian dia dipalu di antara kedua telinganya dengan palu-palu yang terbuat dari besi hingga ia menjerit dengan jeritan yang didengar semua yang ada di dekatnya kecuali bangsa jin dan manusi" (HR Bukhari Muslim)



abdullah ash-shan'ani menuturkan,  'aku bermimpi bertemu dengan yazid bin harun 4 hari sesudah kematiannya. aku menanyainya, "apa yang dilakukan Allah terhadapmu?"
"Allah menerima semua kebaikanku dan memaafkan semua dosaku", jawab yazid bin harun.
abdullah ash-shan'ani bertanya lagi,"apa yang terjadi sesudah itu?"
"Dzat yang Maha Pemurah hanya mempunyai kemurahan. Allah mengampuni semua dosaku dan memasukkanku ke surga", jawab yazid bin harun
"karena amalan apa kamu memperoleh apa yang telah kamu peroleh?" tanya abdullah ash-shan'ani
"kehadiranku di majelis-majelis ilmu, ucapanku yang benar, perkataanku yang  jujur, berdiriku yanglama ketika sholat dan kesabaranku dalam menghadapi kemiskinan", jawab yazid bin harun
abdullah ash-shan'ani bertanya kembali, "munkar-nakir benar adanya?"
"benar, demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. mereka telah mendudukkanku dan menanyaiku, 'siapa tuhanmu? apa aggamamu? siapa nabimu?'
lalu aku membersihkan jenggotku yang putih dari debu dan bertanya, 'orang sepertiku masih ditanya? aku yazid bin harun  al-wasithi. aku tinggal di dunia selama sekitar 60 tahun mengajar manusia.'.
salah seorang dari malaikat mengatakan, 'dia benar. dia memang yazid bin harun. tidurlah sebagai pengantin. kamu tidak akan pernah bersedihh lagi sesudah ini untuk selamanya"



ziarah kubur

Abu Darda duduk-duduk di kuburan. seseorang menanyainya tentang sebabnya, maka abu darda menjawab, "aku duduk di hadapan orang-orang yang mengingatkanku pada tempat kembaliku. dan jika aku pergi, mereka tidak menggunjinku."

maimun bin mihram mengatakan, "aku pergi ke kuburan bersama umar bin abdul aziz. tatkala melihat kuburan yanng berjajar, umar menangis. lalu umar menghadapkan wajahnya padaku seraya memberitahuku, "maimun, ini kuburan leluhur bani umayyah. mereka seakan-akan belum pernah mengikuti penduduk dunia dalam menikmati berbagai kesenangan dan kehidupannya. bukankah kamu melihat mereka telah terbaring dan ditimpa berbagai jenis bencana, diterpa musibah yang luar biasa dan berbagai binatang melata mendapatkan tempat tidur di tubuh mereka?"
kemudian umar menangis lagi dan berkata, "demi Allah, aku belum pernah melihat orang yang lebih bersenang-senang daripada penghuni kuburan ini dan mereka dulu merasa aman-aman saja dari azab Allah Azza wa Jalla".

dua tahun sesudah ashim al-juhradi meninggal dunia, seorang pria dari keluarganya bermimpi melihatnya dan menanyainya, " bukankah kamu sudah mati?"
ashim al-juhradi menjawab, "ya". 
keluarganya bertanya lagi, "di mana kamu sekarang?"
"aku di salah satu taman surga. aku bersama beberapa sahabatku setiap malam jumat. dan paginya, aku berkunjung ke tempat abu bakar bin abdullah al-muzani untuk mencari tahu kabar kalian" jawab ashim al-juhradi.
"jasad kalian atau ruh kalian?", tanya keluarganya
"oh, jasad sudah rusak. ruhlah yang bertemu", sahut ashim al-juhradi
"apakah kalian mengetahui ziarah kami ke kuburan kalian?", keluarganya bertanya kembali.
"kami mengetahuinya malam jumat, sepanjang hari jumat dan sabtu pagi hingga terbitnya matahari", jawab ashim al-juhradi
"kenapa tidak dalam semua hari?" tanya keluarganya
"karena kemuliaan dan keagungan hari jumat, "timpal ashim al-juhradi

Senin, 12 Januari 2015

Anak Sholeh itu Birrul Walidain


Perintah Allah untuk birrul walidain

Berbuat baik secara umum dalam bahasa Arab disebut ihsan. Sementara bila ditujukan khusus kepada orang tua, lebih dikenal dengan istilah al-birr. Dalam segala bentuk hubungan interaktif, Islam sangatlah menganjurkan ihsan atau kebaikan. Orang tua adalah manusia yang paling berhak mendapatkan dan merasakan 'budi baik' seorang anak, dan lebih pantas diperlakukan secara baik oleh si anak, ketimbang orang lain. Allah swt. telah memberikan penghormatan yang sedemikian tinggi kedudukan orang tua kita di sisi-Nya. 
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (Q.S Al Israa', 17:23)

Dan dalam sebuah ayat lain, “Bersyukurlah engkau kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu (Q.S. Luqman: 14 ). Kalau kita perhatikan pada ayat pertama perintah beribadah kepada Allah dan perintah birrul walidain diletakkan berdampingan serangkai di dalam satu ayat.

Demikian pula dalam banyak hadits Rasulullah saw. memberikan keterangan pentingnya berbakti kepada orang tua yang merupakan salah satu amal terbaik dan kunci surga. Begitu agung nilai birrul walidain hingga melebihi amalan jihad fi sabilillah. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.: ”Ya Rasulullah amalan apa yang paling dicintai Allah? Nabi saw. menjawab, ”Shalat pada waktunya.“ Sahabat bertanya lagi, “Kemudian apalagi ya Rasul ?” Nabi menjawab “Birrul walidain.” Sahabat bertanya lagi “Apalagi ya Rosul ?” Nabi menjawab, “Jihad Fisabilillah”.

Kita tahu bahwa jihad fisabilillah merupakan amalan yang paling mulia dan balasannya adalah surga, namun amalan tersebut (menurut Rasulullah saw.) masih di bawah birrul walidain. Mengapa demikian? Allah swt. berfirman: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”(Q.S Al Ahqaaf:15)

Hak orang tua atas anaknya

1. Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah
Menaati kedua orang tua hukumnya wajib bagi seorang anak. Sebaliknya, haram hukumnya mendurhakai keduanya. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Isra di atas, bagi seorang anak tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai orang tua kecuali jika mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya.
Perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tua itu bersifat umum, mencakup hal-hal yang disukai oleh anak ataupun hal-hal yang tidak disukai oleh anak. Bahkan sampai-sampai dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 15, Allah memberi wasiat kepada para anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya meskipun mereka adalah orang-orang yang kafir. 

2. Berbicara lemah lembut 
Berbicara dengan lemah lembut kepada keduanya,tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara orang tua, tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului mereka, atau mendahului urusan mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka. Menghindari ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti hati kedua orang tua, walaupun dengan bahasa isyarat. Termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua adalah senantiasa membuat mereka senang dengan melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah swt.

3. Membuat keduanya ridha 
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah saw. bersabda, “Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tua dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua.” (H.R. Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani).  Ada tiga orang yang doanya mustajab dan hal tersebut tidak perlu diragukan lagi. Tiga orang tersebut adalah doa orang yang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian, dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya. (H.R. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al-Abani)

4.Tidak mencela keduanya tidak menyebabkan mereka dicela orang lain
Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah saw.: “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya. ”Para Sahabat bertanya: “Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.” (H.R. Bukhari no. 5973 dan Muslim no. 90, dari Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu)

5. Memenuhi kebutuhan hidupnya
“Dan apabila kalian menafkahkan harta, yang paling berhak menerimanya adalah orang tua, lalu karib kerabat yang terdekat.” (Q.S. Al-Baqarah: 215)

6. Jangan Mendurhakainya!
Mendurhakai orang tua adalah dosa besar. Dan berbuat durhaka terhadap ibu adalah dosa yang jauh lebih besar lagi. Melalui pelbagai penjelasan Islam tentang 'kewajiban kita' terhadap sang ibunda, kita dapat menyadari bahwa berbuat durhaka terhadapnya adalah sebuah tindakan paling memalukan yang dilakukan seorang anak berakal. Imam An-Nawawi menjelaskan, “Rasulullah saw. menyebutkan keharusan berbuat baik kepada ibu sebanyak tiga kali, baru pada kali yang keempat untuk sang ayah, karena kebanyakan sikap durhaka dilakukan seorang anak, justru terhadap ibunya (lihat Syarah Muslim).”

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka terhadap ibu dan melarang mengabaikan orang yang hendak berhutang. Allah juga melarang menyebar kabar burung, terlalu banyak bertanya dan membuang-buang harta (H.R. Bukhari dan Muslim).”

Ibnu Hajar memberi penjelasan sebagai berikut, “Dalam hadits ini disebutkan 'sikap durhaka' terhadap ibu, karena perbuatan itu lebih mudah dilakukan terhadap seorang ibu. Sebab, ibu adalah wanita yang lemah. Selain itu, hadits ini juga memberi penekanan, bahwa berbuat baik kepada itu harus lebih didahulukan daripada berbuat baik kepada seorang ayah, baik itu melalui tutur kata yang lembut, atau limpahan cinta kasih yang mendalam (Lihat Fathul Baari V : 68).”

Ibnu Hajar Al-Asqalani juga menjelaskan, “Arti durhaka kepada orang tua yaitu melakukan perbuatan yang menyebabkan orang tua terganggu atau terusik, baik dalam bentuk ucapan ataupun amalan.” (Lihat Fathul Baari I: 420)

“Semua dosa itu akan Allah tunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan silaturahim, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (H.R. Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad).

Firman Allah berikut kiranya menjadi pengingat betapa jasa orang tua sangat besar dan tak terbalas : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al-Israa : 24)